Jika Anda adalah seorang yang terbiasa hidup di perkotaan yang merasa
jenuh dengan rutinitas. Tapi kebingungan memilih tempat berlibur,
alangkah baiknya Anda mencoba untuk mencari tempat wisata alternatif.
Selain menawarkan objek wisata yang dikelola oleh Pemkab dan swasta, Kabupaten Banyumas masih mempunyai tempat berlibur yang murah dan cukup menyenangkan. Salah satunya adalah Desa Wisata Keniten, Kecamatan Kedungbanteng. Tapi, mengapa harus ke desa?
Jawabannya, di desa, selain menawarkan udara yang sejuk dan segar, Anda juga bisa menemukan sisi keramahan para penduduknya. Pemandangan alam yang bakal ditemui menjadi terapi yang cukup mujarab untuk menyegarkan pikiran di akhir pekan ini.
Desa yang berjarak tiga kilometer di bagian utara Kota Purwokerto ini cukup mudah, bila ditempuh dengan kendaraan pribadi atau menyewa angkutan umum. Hanya dengan merogoh kocek Rp 25 ribu tiap satu rombongan. Hawa sejuk mulai terasa ketika kendaraan Anda mencapai pintu gerbang desa. Dari kejauhan, nampak kebun beraneka buah-buahan milik warga terhampar luas.
Bahkan, pengunjung yang datang dibolehkan mampir untuk memetik langsung dari pohonnya. Di ujung barat desa, terdapat pula kebun salak seluas 8 hektar.
Kalau ingin memetik hanya tinggal minta izin ke perangkat atau pemilik kebun. Bisa langsung bayar ditempat.
Semakin masuk ke area desa, pengunjung bisa menemukan perajin bedug dan handycraft berbahan limbah kayu tersebar di beberapa rumah. Bedug buatan warga ini, telah dipasarkan sampai ke luar negeri.
Bagi pengunjung yang ingin menyusuri jejak legenda Banyumas Kamandaka, di belakang SMPN 2 Kedungbanteng terdapat situs Watu Sinom. Konon, situs berbentuk batu besar ini merupakan tempat Prabu Kamandaka menantang sang kakak, Banyakngampar beradu kanuragan.
Selain menawarkan objek wisata yang dikelola oleh Pemkab dan swasta, Kabupaten Banyumas masih mempunyai tempat berlibur yang murah dan cukup menyenangkan. Salah satunya adalah Desa Wisata Keniten, Kecamatan Kedungbanteng. Tapi, mengapa harus ke desa?
Jawabannya, di desa, selain menawarkan udara yang sejuk dan segar, Anda juga bisa menemukan sisi keramahan para penduduknya. Pemandangan alam yang bakal ditemui menjadi terapi yang cukup mujarab untuk menyegarkan pikiran di akhir pekan ini.
Desa yang berjarak tiga kilometer di bagian utara Kota Purwokerto ini cukup mudah, bila ditempuh dengan kendaraan pribadi atau menyewa angkutan umum. Hanya dengan merogoh kocek Rp 25 ribu tiap satu rombongan. Hawa sejuk mulai terasa ketika kendaraan Anda mencapai pintu gerbang desa. Dari kejauhan, nampak kebun beraneka buah-buahan milik warga terhampar luas.
Bahkan, pengunjung yang datang dibolehkan mampir untuk memetik langsung dari pohonnya. Di ujung barat desa, terdapat pula kebun salak seluas 8 hektar.
Kalau ingin memetik hanya tinggal minta izin ke perangkat atau pemilik kebun. Bisa langsung bayar ditempat.
Semakin masuk ke area desa, pengunjung bisa menemukan perajin bedug dan handycraft berbahan limbah kayu tersebar di beberapa rumah. Bedug buatan warga ini, telah dipasarkan sampai ke luar negeri.
Bagi pengunjung yang ingin menyusuri jejak legenda Banyumas Kamandaka, di belakang SMPN 2 Kedungbanteng terdapat situs Watu Sinom. Konon, situs berbentuk batu besar ini merupakan tempat Prabu Kamandaka menantang sang kakak, Banyakngampar beradu kanuragan.
Dahulu, watu sinom
ini terlihat tinggi menjulang. Namun seiring waktu berjalan, tanah
disekitarnya ambles karena faktor cuaca. Sekarang lebih mudah dipanjat.
Pemdes Keniten mulai tergerak untuk membangun wisata desa tersebut. Mereka menunjuk beberapa rumah warga untuk digunakan sebagai homestay. Sementara, pemuda Karang Taruna Tunas Karya Desa Keniten, bertugas sebagai pemandu wisata selama berlibur di desa ini. (satria tv.com)
Pemdes Keniten mulai tergerak untuk membangun wisata desa tersebut. Mereka menunjuk beberapa rumah warga untuk digunakan sebagai homestay. Sementara, pemuda Karang Taruna Tunas Karya Desa Keniten, bertugas sebagai pemandu wisata selama berlibur di desa ini. (satria tv.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar